Jaga Desa Kita

October 06, 2025 0 Comments A+ a-


AR Property

Menyoal Desa dimana kita tinggal adalah satu hal yang sifatnya wajib, ada banyak sekali tanggung jawab bagi kita, khususnya kita yang diberi privillage belajar di pusat peradaban kerja-kerja intelektual dihargai, dipandang bukan hanya sekedar mencari amunisi hidup, tetapi sebagai jalan tengah.

Jalan tengah disini merupakan cara berfikir revolusioner membangun aspek sosial SDM dan mempelajari kekayaan sumber daya di Desa. Saya tahu sekali bagaimana orang yang kita anggap pintar dan cerdas bekerja lebih lebih ketika memasuki hidup berkeluarga, membahasakan kapitalis bukan berlebihan, sering kita mendengar Tahta, Wanita, Harta. 3 kata yang selalu lekat dan mengakar pada pikiran . 

bukankah hal ini rasional? tidak dapat kita nafikan, hanya saja kita mesti mengerti tentang hal dan kebutuhan, satu pondasi penting ketika berada pada satu komunitas sosial. 

kita sering lupa ada relasi kongkrit antara alam dan manusia, anda sekalian pasti tahu bahwa ini merupakan satu kesatuan yang saling bergantung, alam memberi manusia sumber kehidupan seperti oksigen, ruang, dan pangan, sedang manusia diberi tanggung jawab menjaga dan mengelola. 

Dewasa ini kita sering menemui aktivitas yang dekat dengan eksploitasi, bermakna merusak, menggerus, hingga kapitalisasi alam demi keuntungan materil. saya amat sangat prihatin. sungguh 

Logika lingkungan itu sederhana, perusakan lingkungan seperti penebangan pohon, penggundulan hutan, hingga alih fungsi lahan biasa dilakukan oleh orang yang memiliki pengaruh, pengaruh disini bisa jadi pejabat atau orang kaya dengan kapital besar. 

Seperti di daerah dari pantauan dan minim akses baik berita maupun pengawasan sangat mudah melakukan eksploitasi, hal demikian cukup masuk akal karena berbicara lingkungan harus dengan pengetahuan ekologis dan faktanya kebanyakan di daerah masyarakat kurang peka dan tidak memiliki komunitas advokasi terkait lingkungan, bahkan di beberapa daerah banyak yang mengira jika soal lingkungan adalah sebatas masalah kepemilikan.

Akhirnya yang terjadi perusakan yang semula terjadi di kota-kota besar merambat ke daerah daerah di luar peta sentral, pertanyaannya lagi siapa yang melakukan perusakan di daerah ini? banyak data yang menunjukkan orang dengan kekuatan besarlah yang melakukan dan mirisnya bukan asli asli daerah, bayangkan orang luar mampu merusak daerah tempat kita tinggal hanya dengan kepentingan komersil hingga kepuasan kekayaan. 

Fakta ini sulit diterima tetapi negara ini tidak memiliki keberanian dan sistem kuat untuk berpihak pada lingkungan, cara berpikir kita masih dangkal membicarakan umur panjang dan kualitas lingkungan, sehingga kita memerlukan satu formulasi sederhana, untuk menempatkan diri sebagai orang yang memiliki perspektif menjaga lingkungan tempat kita tinggal dari keserakahan dan ketamakan. 

Berpihak pada Isu lingkungan 

Syukurnya hidup di Indonesia enak karena akses untuk menimba ilmu lintas kota, pulau, hingga negara aksesnya mudah, selagi kita memiliki ongkos berangkat dan berani bekerja pasti kita hidup dan survive, mungkin pembaca saya juga banyak dari perantau dan pasti tahu pahit asam garam hidup di perantauan, mereka yang merantau tak sedikit setelah menimba ilmu atau bekerja di luar akhirnya pulang ke daerah tempat kelahiran mereka, begitupun saya. pulang ke tempat dimana kita lahir dan dikuburkan di tanah kita lahir menjadi harapan setiap orang, kembali bertemu tetangga, saudara, teman, hingga orang yang paling disayang yaitu orang tua. 

Namun, selama kita di luar perkembangan terjadi, pembangunan dimana-mana, hutan mulai dikelola, alih fungsi lahan menggeliat dan lain hal yang mungkin luput dari pengetahuan kita, pernahkah kita membayangkan atau mungkin merasakan setelah pulang yang semua hutan menjadi perumahan, kebun sawit menjadi klub malam, kebun teh menjadi pom bensin  dan banyak contoh lainnya. hal ini menimbulkan pertanyaan besar pada diri sendiri bagaimana kita menanggapinya, biasa saja atau seperti apa? biasanya bagi mereka yang tidak tahu tidak menganggap apa-apa, membiarkan saja atau bahkan senang karena semakin maju dan agak kekota-kotaan. saya ingin kamu dan kita harus menjadi orang yang tahu dan menolak segala hal yang merusak.

Saya tahu bahwa kita mungkin tak punya power untuk melakukan penolakan, tetapi jika kita belajar tentang peta lingkungan kita akan mengerti dan tahu cara mengadvokasi dan menjaga, banyak yang telah melakukannya perhari ini ditambah lagi keterbukaan akses media sosial yang semakin mudah, tanpa berada di tempat kita dapat melakukan advokasi. maka jadilah orang yang mengerti dan tahu cara mengadvokasi.

setelah membaca ini mulailah ikuti portal pemberitaan dan media lokal tempat kita tinggal, amati perkembangan dari jauh, bangun basis atau sumbangkan tulisan jika ada yang tidak sesuai, banyak dijaman ini orang yang mengakali, kepintaran untuk mengakali, kecerdasan untuk mengibuli. tentu kita harus menolak apapun bentuknya. bicara lingkungan adalah tentang masa depan generasi keberlanjutan orang setelah kita yang telah dilahirkan, mencintai tempat kita lahir itu wajib hukumnya menjaganya pun begitu. banyak hal yang semestinya menjadi tanggungan kita karena telah dilahirkan yang memberi hidup hingga menjadi besar seperti sekarang, ini yang sering orang lupakan,