Kacamata Lain Maju Tak Gentar
Maju tak gentar
membela yang benar.
Maju Tak Gentar
hak kita diserang.
Penggalan lagu diatas ditulis oleh Cornel Simanjuntak, seorang batak dan aktif di organisasi Anggota Pemuda Indonesia (API) pada masanya. Lagu ini tak asing lagi bagi kita, karena sampai sekarang masih sering terdengar di nyayikan di berbagai tempat khusunya di saat-saat upacara.
Betapa Tua umur lagu ini walau begitu ketika saya mendengar apalagi menyanyikannya tubuh saya bergetar tak karuan, tidak tahu kawan sekalian. Lagu ini diciptakan dulu sebagai alat propaganda melawan Jepang dan saya melihat isi dari lagu ini seakan bara api membakar semangat dan berani pajuang yaitu pendahulu kita. Seiring jaman satu hal menjadi pertanyaan kita bersama, apa korelasi lagu ini di jaman sekarang bukankah kemerdekaan telah kita genggam sepenuhnya?.
Penggalan lagu diatas ternyata jadi seperti ramalan tentang realitas yang akan kita hadapi terlepas dari pra/pasca kemerdekaan. Hidup di tengah kondisi masyarakat yang cendrung masih labil dan tidak jujur akan selalu memakan korban. Sebagai bangsa besar sayangnya kita masih staknan pada kondisi demikian, memakan korban disini bermaksud ketersengajaan untuk mencurangi, saya tidak perlu memberi study kasus karena kawan-kawan saya kira bisa merefleksikan pada diri sendiri saja, baik di ranah birokrasi ketika anda megurus administrasi atau mungkin di sektor bisnis anda harus menyetor pada preman biasa kita sebut uang aman.
saya percaya bahwa diluaran sana banyak macam peristiwa lebih kejam terjadi. sadar tak sadar ketahuilah bahwa kita selalu di hadapkan pada situasi saling memakan satu sama lain, mungkin anda sering mendengar teori penindasan dan kita memahaminya orang besar menindas orang kecil. Namun, kacamata analisis saya melihat berbeda, kita telah masuk pada era penindasan gaya baru yaitu membangun pertentangan orang kecil vs orang kecil, dan kemudian orang besar jadi promotor antar satu atau kedua mereka.
Lagu diatas saya kira begitu representatif pada nasib bangsa ini, Orang benar pada hakikatnya tidak lagi memiliki tempat aman, benar memiliki versi tersendiri mungkin saja disebut Post truth atau lebih parah lagi Freming. benar pada akhirnya tidak lagi pada standart moral lebih-lebih telah menjadi satu komoditas, Kondisi ini berbahaya bagi kita khususnya masyarakat kita yang partisipasi pendidikan masih rendah, lihat saja daerah 3T (Tertinggal, Terpencil, dan Terluar), saya melihat kondisi ini bukan dari sisi pesimis. Namun, saya sedang mencoba menyampaikan kondisi dimana kebenaran dan keadilan kalau tidak pada tempat idealnya akan menimbulkan dampak domino, saya kira kita dapat membayangkan masyarakat kecil menjadi korbannya. percayalah, kalau pengetahuan tidak merata dan bersifat eksklusif di dalam suatu negara maka godaan manipulatif memperlakukan pengetahuan pada agenda tertentu akan lebih masif.
Penggalan lagu diatas adalah satu rujukan yang ingin kita renungkan bersama kalau sudah begini faktanya maka jadilah orang yang Membela, terkesan sederhana tetapi faktanya apatisme atau anti sosial sedang di agendakan disekitar kita, ada gerakan besar yang menginginkan bangsa ini dalam situasi carut-marut, bukan tanpa dasar saya mengatakan tetapi ditengah bonus demografi dan kacamata dunia sedang tertuju pada Indonesia, kekayaan ekologi dan goegrafis kita tak dapat dipungkiri kelebihannya. jadilah satu diantara orang yang MEMBELA YANG BENAR, tak mesti berfikir harus mengorganisir banyak orang kamu hanya perlu jadi pembela bagi orang disekitarmu. Kebenaran saat ini adalah produk, dan mahal sekali harganya.
Saya begitu paham diam adalah emas atau orang cerdas akan lebih banyak diamnya, orang banyak bicara sebenarnya adalah orang bodoh yang ingin di dengar. beberapa kalimat diatas mungkin saja benar tetapi jangan melupakan kemungkinan lainnya bahwa mungkin juga salah, Jangan lupa konteks, perubahan itu alamiah artinya begitupula perkembangan, dan akhirnya saya ingin kita mengerti bahwa kalimat diatas tidak lagi layak dan relefan apabila kita adopsi saat ini, kita masuk pada jaman yang -mana keadilan tidak lagi didapatkan secara percuma-cuma atau gratis, keadilan saat ini harus di perjuangkan bahkan hak pun harus di perjuangkan walaupun semestinya hak itu adalah kebebasan.
tidak usah mencari siapa yang salah dan kenapa dapat terjadi seperti ini, ada hal-hal yang terjadi dan kita tidak harus tau, karena kompleksitas di dalam bangsa yang besar adalah satu kehendak alamiah. seperti lagu diatas HAK KITA DI SERANG, perlu kita tanyakan adalah bagaimana kita dapat merebut dan memperjuangkan hak kita dan kalau kamu percaya kalau kita diciptakan sebagai makhluk sosial maka jadilah orang yang menjadi Agen dengan semangat membantu orang lain memperjuangkan dan memberitahu apa yang menjadi hak dan apa yang semestinya di dapatkan.
Bung, kalaulah engkau mengetahui kondisi bangsa ini secara konfrehensif dan mendalam maka pilihlah jalan Membentengi. Hak masyarakat kita banyak yang diserang dalam konteks kemerdekaan dirinya sendiri, mereka dengan relasi kuasa yang bersifat materi maupun immateri lupa akan moral dan kedaulatan orang lain, betapa sakit bagi lapisan terbawah yang selalu menjadi produk kampanye pada musim pemilu dan di lupakan setelahnya, dimana masa sulit membeli sembako untuk makan anaknya dan sulit mencari kerja demi biaya sekolah anaknya.
Lupa bahwa komitmen hidup bernegara dan berbangsa adalah kebersamaan untuk saling menjaga dan membantu, tidak selalu memikirkan diri sendiri. saya sebenarnya ingin menyampaikan tentang efek domino ketidak merataan ekonomi yang tersentralisasi di pusat, tapi mungkin kapan-kapan saya akan menuliskannya. kawan-kawan sejawat, selalu kita ini di hadapkan pada dua pilihan
1. memilih diam dan aman tentarm
2 bergerak membela sesama
Pilihan disini tidak bermakna satu tetapi 1001 alasan dan pastikan kamu memilih ditengah-tengahnya, tentang apa itu ditengah-tengahnya carilah maknanya pada qalam mahfudzat, setidaknya lebih mudahnya tanyakan pada temanmu yang pernah sekolah di pondok pesantren.
Maju Tak Gentar. Kalian yang membaca tulisan ini adalah orang terpilih... semoga diberi kesehatan selalu sekian dan terimakasih....
